Sabtu, 11 Oktober 2014

Kau, Dia, dan Aku: Kata-kata yang Hilang

Kau

Aku tak pernah menyangka di dunia ini ada orang sepertimu. Kukira  aku adalah orang yang sangat beruntung bisa bertemu denganmu. Ya, kau itu seperti memiliki magnet tersendiri bagi kaum wanita. Medannya yang kuat, mampu menggetarkan hati kami. Haha, kata-kata yang klise. Tapi ada hal yang membuatku tak habis pikir, kau baru saja didepak? Dengan segala karisma dan hal istimewa yang kau punya, ternyata masih ada wanita yang melihat celahmu. Ngomong-ngomong, bukankah setiap manusia punya celah? Lalu beberapa kali aku mengerutkan dahi dan berpikir, terlalu besarkah celahmu?

Bukan aku namanya jika tak ingin tahu. Aku sudah macam detektif saja, gali informasi sana-sini. Kamu, lebih tepatnya sifatmu, seperti kasus yang harus kupecahkan. Rumit. Satu kata yang menggambarkanmu. Entah karena memang rumit, atau aku saja yang masih terlalu polos untuk terjun ke dalam pencarian identitas seperti ini.

Seperempat windu sudah aku dalam posisi yang sama. Tak beranjak sedikit pun, tak mundur apalagi maju. Stagnan saja sudah membuatku bersyukur. Dengan keterampilan menyesuaikan diri yang kumiliki, aku mampu bertahan dalam semua kondisi. Terlebih ketika aku selalu ada tetapi kau tak pernah ada. Aku selalu berpikir kau mungkin sibuk, alih-alih menganggapmu egois. Cukup masuk akal, kan?

Tak sedikit pun dari sifatmu yang membuatku goyah, kecuali yang terakhir ini. Boleh aku ulangi pembahasan klise tentang magnet di awal tadi? Supaya aku dan kamu ingat. Magnetmu kuat, bahkan terlalu kuat. Sayangnya kau menggunakannya dengan cara yang tidak tepat. Kau berpikir akan menarik semuanya, maksudku semua wanita yang menganggapmu dekat? 

Entah wanita yang mendepakmu itu yang benar, atau perasaanku yang keliru. Kau sempurna memang, jika dilihat dari jauh. Harusnya aku paham yang seperti ini. Sudah terlalu lama aku lupa kalau kamu manusia biasa. Aku bodoh? Tapi bukankah semua orang mendadak tolol ketika jatuh cinta?


Dia

Aku tak ingin membahas wanita yang kusebutkan di awal tadi, karena jujur aku bahkan tak mengenalnya. Yang ingin kubahas hanyalah ‘dia’. Anggap saja si dia ini adalah orang yang hampir sama denganku—meskipun dalam kasus ini aku tak ingin disamakan dengan siapa pun. Mengenalmu tak cukup beribu hari, tetapi mendekatimu cukup dengan hitungan minggu. Aku tak menyalahkan siapa pun dalam hal ini, jika bukan aku yang kena dampaknya.

Lagi-lagi masalah magnet. Sayang sekali hal klise itu harus beberapa kali disebut di sini. Ya, dia salah satu yang kau tarik ke dalam medanmu. Rasanya? Bahagia memang. Siapa sih yang tak bahagia bisa kau tarik dalam dekapanmu hah? Ah, berat mengatakan bahwa kau memang menawan dalam segala hal.

Apa hubungannya denganku? Sebelum hari itu tiba, memang tidak ada yang tahu. Tapi benar saja, ketakutanku akan posisiku yang tidak akan stagnan lagi tiba-tiba terjadi. Aku mendapat sebuah salam manis khas orang jatuh cinta darinya. Sayang, aku sama sekali tak mengharapkannya. Dia mencintaimu, akunya. Wanita yang baru kau kenal kemarin sore merasakan itu. Dia dengan senang hati membeberkannya padaku, meminta nasehat dan pendapatku, tanpa dia tahu satu hal.


Aku

Aku tak bisa apa-apa kecuali satu, hatiku sesak. Tapi demi apa aku tetap bisa berpura-pura? Kepura-puraan yang sungguh menggelikan.

Aku tak bisa menyesalinya. Aku sampai lupa apa yang harus kukatakan padamu, pada wanita itu, pada dunia, agar berhenti setidaknya untuk menganggapku tak memiliki perasaan. Ini salah bibirku yang selalu terkatup. Kata-kata ini ada dalam siklus tanpa henti seperti ini: kupendam-kugali-kusiapkan-kupendam lagi-dan seterusnya. Kata-kata ini… selalu hilang setelah kusiapkan. Entah. 

Terlalu banyak yang kau tau tentang aku, tapi tidak untuk dia. Dan ini adalah masalah terbesar antara kau, dia, dan aku. Dia tak mencoba mengenalku. Sayang sekali. Andaikan dia berusaha mengenalku sedikit saja, maka dia akan tau betapa aku telah berada dan mungkin telah menyatu dalam medan magnetmu karena sudah terlalu lama.  



Ah, ini hanya obrolan ‘ringan’ menanti senja.
15:54 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar