Hahah, judulnya gak meyakinkan banget. Postingan ini dibuat di tengah kekacauan otak. Yang pusing TKD karena belum belajar lah, dan pusing yang lainnya. Buanyak banget kejadian yang terjadi yang ingin aku share di sini. Kayak momen wisuda, main bareng temen PKL, nyari syarat-syarat buat TKD, dan lain-lain. Tapi kapan-kapan aja lah--meskipun ntar postingannya jadi basi kalo ditunda. :p
Sekarang mau cerita kejadian tadi sore. Aku bertemu teman lama. Silakan tebak sendiri. Wkwk. Lama gak ketemu gak ada yang berubah dari dia. Meskipun dia bilang dia banyak berubah, tapi aku gak ngerasa ada yang berubah dari dia. Dia masih seperti yang kutemui dua tahun yang lalu.
Kami duduk di sebuah foodcourt di Artos (Armada Town Square) dan menghabiskan waktu lebih dari tiga jam untuk sekadar makan. Terlalu berlebihan. Hahah. Maksudnya, yang lebih dari tiga jam adalah obrolan kami. Dari membahas topik yang gak penting, sampai membahas hal yang sudah lama aku ingin bicarakan dengannya. Yup, topik yang itu... Dia sudah tahu. Dan apa masalahnya?
Aku mendapat banyak pelajaran hari ini. Beberapa minggu yang lalu aku pernah memposting sesuatu yang tak layak dibaca orang lain. Meskipun demikian, aku terlalu sayang untuk menghapus postingan itu. Biarlah tetap ada, dan aku bisa selalu mengambil pelajaran dari apa yang aku lakukan tersebut.
Rasa--entah itu rasa apa--terkadang bisa naik dan bisa turun. Tapi aku lebih suka menyebutnya seperti ini: perlahan memang naik, tetapi jika sudah mencapai titik puncak pasti perlahan akan turun. Aku mengibaratkannya seperti kurva (entah apa namanya, pokoknya ada di pelajaran Matematika kelas XII :P). Aku sudah pernah mencapai titik puncak itu. Ya, pada saat aku memposting tulisan itu, aku tengah mencapai puncak. Dan kini perlahan berkurang. Mungkinkah kelak bisa mencapai minus? Urusan hati siapa yang tahu?
Dia kini sebatas teman. Semoga aku bisa konsisten dengan batas itu.
Udah, gitu doang.
NB: Kado terindah adalah waktu. Dan hari ini aku telah memberikan sehari waktuku di dunia ini untuknya. ;-)--Dia